Pada umumnya tidak sulit menemukan kriteria orang kaya dan miskin kalau yang menjadi acuan adalah "status ekonomi" dan "kepemilikan harta" di dunia.
![]() |
Mojok Bersama Danang |
Karena jelas akan terlihat dari tampilan luar, casing dan cara menjalani berbagai aktivitas kehidupan.
Orang kaya punya segala-galanya.
Orang miskin tidak punya apa-apa.
Orang kaya bisa makan sepuasnya.
Orang miskin cukup makan seadanya.
Orang kaya bisa bepergian kemana saja.
Orang miskin cukup jalan kaki keliling desa.
Itulah perbedaan yang mencolok ibarat kegunaan silet dan golok. Itu tadi contoh perbedaan yang nyata, diatas kertas dan terlihat jelas. Lalu bagaimana kalau perbedaan kaya dan miskin itu terletak di dalam hati?
Ini menarik dibahas, karena menyangkut spiritualitas, bukan formalitas dan semoga menjadi acuan untuk hidup yang lebih berkualitas.
Melihat orang kaya hati dan miskin hati itu tidak bisa dilihat dengan mata telanjang bulat atau bahkan lonjong sekalipun, secara kasat mata, apalagi kasat reskrim, bahkan dengan kacamata seharga ratusan juta sekalipun.
Tetapi kalau kita jeli, sesungguhnya mudah dan gampang sekali mengenali. Kalau seseorang dengan tulus mendatangkan kebaikan bagi kita, berarti dia sudah masuk kategori kaya hati dan berhak masuk kedalam jajaran top hits dan berlanjut ke top list sebagai leader pembawa kabar sukacita.
Untuk itu bagi yang masih miskin hati, jangan minder, jangan keder dan gemeter, apalagi malah liyer-liyer.
Belajarlah pada mereka yang sudah masuk dalam taraf kaya hati. Niscaya hidupmu tidak akan keblinger bahkan mungkin bisa jadi super. Untuk yang masih berkutat dengan label kaya dan miskin di dunia, ini saya beri sekedar oleh-oleh kecil yang boleh dinikmati disini ataupun dibawa pulang sebagai bekal dan renungan.
Orang kaya dan miskin di dunia itu ternyata bisa mempunyai kesamaan tidak mesti melulu hanya perbedaan. Tidak percaya, coba simak beberapa untaian kata yang membentuk kalimat berikut ini :
Orang kaya patuh kepada anjuran dokter pribadi, TIDAK BOLEH MAKAN DAGING karena kolesterol sudah tinggi.
Orang miskin patuh kepada anjuran diri sendiri, TIDAK BOLEH MAKAN DAGING karena tidak mampu untuk membeli.
Renungan Pagi,
Mojok Bersama Danang
COMMENTS